Verbs adalah kata kerja atau
verba yang digunakan untuk menunjukkan adanya kegiatan, aktivitas atau
keberadaan dari subjek. Dalam suatu kalimat, keberadaan verba (setelah
subjek) harus ada. Tanpa verba suatu rangkaian kata tidak memiliki makna
dan tidak dapat disebut sebagai kalimat.
Setiap kalimat setidaknya memiliki dua elemen penting, yaitu sebuah subjek dan sebuah predikat.
- Subjek menjelaskan tentang apa dan siapa pelaku dalam kalimat, bisa berupa nomina (kata benda) atau pronomina (kata ganti).
- Predikat (verba) menjelaskan apa yang dilakukan oleh subjek.
Beberapa jenis verba dasar yang perlu dipahami adalah auxiliary verbs, linking verbs, intransitive and transitive verbs, dan regular and irregular verbs.
Ada lima hal atau informasi yang kita dapatkan dari verba melalui perubahan bentuknya, yaitu:
- Tense (kapan suatu kejadian berlangsung: past, present, atau future)
- Person (siapa atau apa yang melakukan)
- Number (berapa banyak jumlah subjek yang melakukan atau dikenai pekerjaan)
- Mood (sikap yang ditunjukkan terhadap suatu kegiatan atau kejadian)
- Voice (apakah subjeknya melakukan pekerjaan atau dikenai pekerjaan)
Contoh verba dalam kalimat:
- I sing a song.- I go to the post office.
- She drinks a glass of milk.
- I sleep alone.
- They worked in the factory.
- We want to live here.
- He looks very tired.
- It smells good.
- I can speak English well.
- You must go now.
- You may smoke here.
- My mother will come to your house.
Jumat, 07 Desember 2012
Verbal
Verbal adalah kata yang menunjukkan ide atau gagasan suatu tindakan atau aksi seperti halnya kata kerja, tetapi verbal tidak berfungsi sebagaimana kata kerja yang sebenarnya, meskipun verbal dibentuk berdasarkan kata kerja.
Ada tiga jenis verbals:
- Infinitives- Gerunds
- Participles
Contoh infinitives dalam kalimat:
- To say is easy but to do is difficult.
- I like to play the piano.
- I have no time to go.
- I come to meet you.
- We read to get new information.
Contoh gerunds dalam kalimat:
- One of his duties is attending meetings.
- She advised waiting until tomorrow.
- Eating people is wrong.
- She is good at painting.
- He kept on asking for money.
Contoh participles dalam kalimat:
- The crying baby had a wet diaper.- I smell cable burning.
- Smiling, she hugged the panting dog.
- You must make yourself respected.
- John gave his donation to someone dedicated to making a difference.
Verbals yang dibentuk dari kata kerja dasar adalah bagian dari parts of speech, karena infinitives dapat berfungsi sebagai kata benda (nouns), kata sifat (adjectives), dan kata keterangan (adverbs), kemudian gerunds berfungsi sebagai kata benda (nouns), dan participles berfungsi sebagai kata sifat (adjectives).
Ada tiga jenis verbals:
- Infinitives- Gerunds
- Participles
Contoh infinitives dalam kalimat:
- To say is easy but to do is difficult.
- I like to play the piano.
- I have no time to go.
- I come to meet you.
- We read to get new information.
Contoh gerunds dalam kalimat:
- One of his duties is attending meetings.
- She advised waiting until tomorrow.
- Eating people is wrong.
- She is good at painting.
- He kept on asking for money.
Contoh participles dalam kalimat:
- The crying baby had a wet diaper.- I smell cable burning.
- Smiling, she hugged the panting dog.
- You must make yourself respected.
- John gave his donation to someone dedicated to making a difference.
Verbals yang dibentuk dari kata kerja dasar adalah bagian dari parts of speech, karena infinitives dapat berfungsi sebagai kata benda (nouns), kata sifat (adjectives), dan kata keterangan (adverbs), kemudian gerunds berfungsi sebagai kata benda (nouns), dan participles berfungsi sebagai kata sifat (adjectives).
Conjunctions
Conjunctions adalah kata
sambung/konjungsi yang menghubungkan bagian-bagian ujaran dalam kalimat:
kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa yang
mempunyai kedudukan setara atau sejenis. Kata-kata yang setara ini bisa
berupa hubungan antara noun dengan noun, adverb dengan adverb, adjective dengan adjective, verb dengan verb, juga phrase dengan phrase, dan clause dengan clause.
Contoh:
- We could go to the library, or we could go to the park.
- He neither finished his homework nor studied for the test.
- I went out because the sun was shining.
Tiga macam bentuk konjungsi (conjunction forms):
a. Single Word, misalnya: and, but, because, although, or.
b. Compound (biasanya berakhiran as atau that), misalnya: as long as, in order that, etc.
c. Correlative, misalnya: so…that, both…and, neither…nor, etc.
Tiga jenis konjungsi, yaitu: coordinating conjunctions (simple conjunctions), correlative conjunctions, dan subordinating conjunctions. Disamping ketiga jenis tersebut, ada adverbia yang digunakan sebagai konjungsi, yaitu conjunctive adverbs.
Memahami penggunaan konjungsi dan hubungan antar klausa merupakan hal penting untuk mengenali setiap bagian dalam kalimat lengkap. Ada empat kegunaan utama dari konjungsi, yaitu: menambah informasi (adding information), menunjukkan sebab dan akibat (showing cause and effect), menunjukkan urutan waktu (showing time sequence), dan membedakan atau membandingkan informasi yang satu dengan yang lain (contrasting one piece of information with another).
a. Adding information: and, but, or.
b. Showing cause and effect: as, since, because, if.
c. Showing time sequence: after, since, as, until.
d. Contrasting one piece of information with another: unless, although.
Mengenal pola konjungsi sangat membantu dalam menggali ide atau pokok pikiran yang berkaitan dengan seluruh teks di dalam kalimat dan antar kalimat.
Contoh:
- We could go to the library, or we could go to the park.
- He neither finished his homework nor studied for the test.
- I went out because the sun was shining.
Tiga macam bentuk konjungsi (conjunction forms):
a. Single Word, misalnya: and, but, because, although, or.
b. Compound (biasanya berakhiran as atau that), misalnya: as long as, in order that, etc.
c. Correlative, misalnya: so…that, both…and, neither…nor, etc.
Tiga jenis konjungsi, yaitu: coordinating conjunctions (simple conjunctions), correlative conjunctions, dan subordinating conjunctions. Disamping ketiga jenis tersebut, ada adverbia yang digunakan sebagai konjungsi, yaitu conjunctive adverbs.
Memahami penggunaan konjungsi dan hubungan antar klausa merupakan hal penting untuk mengenali setiap bagian dalam kalimat lengkap. Ada empat kegunaan utama dari konjungsi, yaitu: menambah informasi (adding information), menunjukkan sebab dan akibat (showing cause and effect), menunjukkan urutan waktu (showing time sequence), dan membedakan atau membandingkan informasi yang satu dengan yang lain (contrasting one piece of information with another).
a. Adding information: and, but, or.
b. Showing cause and effect: as, since, because, if.
c. Showing time sequence: after, since, as, until.
d. Contrasting one piece of information with another: unless, although.
Mengenal pola konjungsi sangat membantu dalam menggali ide atau pokok pikiran yang berkaitan dengan seluruh teks di dalam kalimat dan antar kalimat.
Prepositions
Prepositions adalah kata depan atau preposisi yang letaknya selalu di depan noun (nomina) atau pronoun (pronomina),
dan digunakan untuk menjelaskan hubungan antar kata dalam kalimat.
Preposisi tidak dapat diikuti verba. Tetapi jika akan menggunakan verba
sebagai preposisi, maka verba tersebut harus menggunakan bentuk -ing (gerund). Dan nomina atau pronomina yang mengikuti preposisi di sebut objek preposisi.
Berikut ini adalah preposisi yang sering digunakan:
about, above, across, after, against, along, amid, around, as, at, before, behind, below, beneath, beside, between, beyond, but, by, despite, down, during, except, for, from, in, inside, into, like, near, of, off, on, onto, opposite, out, outside, over, past, since, through, toward, under, underneath, until, upon, with, within.
Contoh penggunaan preposisi dalam kalimat:
- She knew a lot about food.- Z comes after Y in the alphabet.
- Don’t come near me.
- He set the tray upon the table.
- The town has been under attack by rebel groups for a week now.
Dalam kalimat, preposisi dapat berfungsi sebagai prepositions of time (preposisi waktu), prepositions of place (preposisi tempat), dan prepositions of movement (preposisi pergerakan).
Berikut ini adalah preposisi yang sering digunakan:
about, above, across, after, against, along, amid, around, as, at, before, behind, below, beneath, beside, between, beyond, but, by, despite, down, during, except, for, from, in, inside, into, like, near, of, off, on, onto, opposite, out, outside, over, past, since, through, toward, under, underneath, until, upon, with, within.
Contoh penggunaan preposisi dalam kalimat:
- She knew a lot about food.- Z comes after Y in the alphabet.
- Don’t come near me.
- He set the tray upon the table.
- The town has been under attack by rebel groups for a week now.
Dalam kalimat, preposisi dapat berfungsi sebagai prepositions of time (preposisi waktu), prepositions of place (preposisi tempat), dan prepositions of movement (preposisi pergerakan).
Interjections
Secara gramatikal, interjeksi tidak berkaitan langsung dalam unsur kalimat.
Ada dua jenis interjeksi, yaitu dalam bentuk kata/frase dan kalimat tunggal. Interjeksi berupa kata/frase bisa berdiri sendiri dan juga bisa digunakan dalam sebuah kalimat sebagai pelengkap, sedangkan interjeksi what dan how biasanya terletak di depan frase atau kalimat tunggal.
Interjeksi berupa kata atau frase:
- Oh!- Ah!
- Eh!
- Hi!
- Bravo!
- Yell!
- Goodbye!
- Help!
- Hurrah!
- Hey!
- Oh, my God!
- Pssst…
- Wonderful!
- How beautiful!
- Damn it!
- Bullshit!
Interjeksi berupa kalimat tunggal:
What dengan konstruksi what + (a/an) + (adjective) + noun, contoh:
- What a pretty girl!
- What a big house!
- What a long dress.
How dengan konstruksi how + adjective/adverb, contoh:
- How interesting!
- How strange!
- How hard!- I have ever gone to Bali, how beautiful.
Kata what dan how bisa berarti betapa, alangkah, benar-benar atau kata seru lainnya yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Interjeksi yang tergabung dalam kalimat bisa mempunyai arti yang berbeda. Misalnya, kata “ah” tidak hanya menyatakan satu ungkapan saja, tapi bisa mempunyai beberapa arti atau maksud lain, contoh:
- Ah, that feels good. (Ah di sini mengungkapkan perasaan senang).
- Ah, now I understand. (Ah di sini berarti memahami).
Catatan
Interjeksi lebih sering digunakan untuk berkomunikasi secara lisan dan jarang digunakan dalam bahasa tulis formal maupun akademis.
Rabu, 31 Oktober 2012
Pengertian Idiom dan Contohnya
Masih seputar pelejaran bahasa inggris nii..namun kali
ini hadir dengan topic yang berbeda jika sebelumnya tentang Slang namun kali
ini ane mau bahas yang namanya idiom sobat tau kan apa artinya idiom.
Idiom adalah satuan-satuan bahasa
(bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan
dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan
tersebut. Contoh idiom adalah membanting tulang, meja hijau dan lain
sebagainya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa makna idiomatikal
adalah makna sebuah satuan bahasa (entah kata, frase atau kalimat) yang
“menyimpang” dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur
pembentuknya. Untuk mengetahui makna idiom sebuah kata (frase atau kalimat)
tidak ada jalan selain mencarinya dalam kamus.
ada beberapa contoh idiom
yang biasa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari berikut contohnya :
1.As easy as pie
Arti: sangat mudah
Contoh: “I thought you said this was a difficult task. In fact, it’s as easy as pie.”
2. At the eleventh hour
Arti: Pada detik-detik terakhir; hampir terlambat
Contoh: “Yes, I got the work done in time. I finished it at the eleventh hour, but I was able to submit”.
1.As easy as pie
Arti: sangat mudah
Contoh: “I thought you said this was a difficult task. In fact, it’s as easy as pie.”
2. At the eleventh hour
Arti: Pada detik-detik terakhir; hampir terlambat
Contoh: “Yes, I got the work done in time. I finished it at the eleventh hour, but I was able to submit”.
3. Be all ears
Arti: Penasaran ingin mendengar apa yang telah dikatakan orang
Contoh: “Tell me what my father said. I’m all ears.”
4. Be on the road
Arti: Sedang bepergian
Contoh: Please don’t contact me tomorrow because I’ll be on the road.
5. Beat around the bush
Arti: Menghindari sebuah isu; tidak suka ditanya-tanya
Contoh: “Quit beating around the bush. If you don’t want to go with me, just tell me!”
6. Break a leg!
Arti: semoga berhasil! (Good luck!)
Contoh: “I understand you have a job interview tomorrow. Break a leg!”
Arti: semoga berhasil! (Good luck!)
Contoh: “I understand you have a job interview tomorrow. Break a leg!”
7. Burn the midnight oil
Arti: Belajar/bekerja sepanjang malam sampai subuh
Contoh: I’m not ready for the presentation tomorrow. I guess I’ll have to burn the midnight oil.”
Arti: Belajar/bekerja sepanjang malam sampai subuh
Contoh: I’m not ready for the presentation tomorrow. I guess I’ll have to burn the midnight oil.”
8. Can’t make heads or
tails of something
Arti: Tidak dapat mengerti sesuatu sama sekali, menganggap sesuatu membingungkan dan tidak logis.
Cntoh: “I can’t make heads or tails of your e-mail. Were you having problems with computer?”
Arti: Tidak dapat mengerti sesuatu sama sekali, menganggap sesuatu membingungkan dan tidak logis.
Cntoh: “I can’t make heads or tails of your e-mail. Were you having problems with computer?”
9.An eager beaver
Arti: Orang yang selalu mau jadi relawan atau melakukan pekerjaan tambahan
Contoh: Indra is certainly an eager beaver. Any time there’s work to be done, he’s the first to say he’ll help”.
Arti: Orang yang selalu mau jadi relawan atau melakukan pekerjaan tambahan
Contoh: Indra is certainly an eager beaver. Any time there’s work to be done, he’s the first to say he’ll help”.
10. Get a kick out of
something
Arti: Merasa lucu dengan sesuatu
Contoh: “I really get a kick out of listening to children talk.”
Arti: Merasa lucu dengan sesuatu
Contoh: “I really get a kick out of listening to children talk.”
11. Give someone a hand
Arti: Membantu seseorang
Contoh: “I can’t do this alone. Can you give me a hand?”
Arti: Membantu seseorang
Contoh: “I can’t do this alone. Can you give me a hand?”
12. Hit the books
Arti: Belajar
Contoh: “If you wan good scores please hit the books!”
Arti: Belajar
Contoh: “If you wan good scores please hit the books!”
13. Keep one’s chin up
Arti: Tetap berani dan percaya diri dalam situasi yang sulit; jangan putus asa atau khawatir terlalu banyak.
Contoh: “I know that things have been difficult for you recently, but keep your chin up. Everything will be better soon.”
Arti: Tetap berani dan percaya diri dalam situasi yang sulit; jangan putus asa atau khawatir terlalu banyak.
Contoh: “I know that things have been difficult for you recently, but keep your chin up. Everything will be better soon.”
14. Low blow
Arti: Kecewa berat
Contoh: He’s OK, but not good. It was a low blow for him to be laid off from his job.”
Arti: Kecewa berat
Contoh: He’s OK, but not good. It was a low blow for him to be laid off from his job.”
15. Make a mountain out
of a molehill
Arti: Melebih-lebihkan sebuah masalah
Contoh: “Calm down. There’s really nothing to worry about. You’re making a mountain out of a molehill.”
Arti: Melebih-lebihkan sebuah masalah
Contoh: “Calm down. There’s really nothing to worry about. You’re making a mountain out of a molehill.”
16. Not on your life!
Arti: Sama sekali tidak!
Contoh: “Some one said you cheated on the test. Did you?” “Not on your life!”
Arti: Sama sekali tidak!
Contoh: “Some one said you cheated on the test. Did you?” “Not on your life!”
17. Over my head
Arti: Terlalu sulit atau rumit untuk dimengerti
Contoh: This explanation of problem is overmy head. Can you explain it in a more simple way?”
Arti: Terlalu sulit atau rumit untuk dimengerti
Contoh: This explanation of problem is overmy head. Can you explain it in a more simple way?”
18. Pay the piper
Arti: Tanggung akibat dari perbuatan sendiri
Contoh: I stayed up too late tonight. Tomorrow I’ll have to pay the piper.
Arti: Tanggung akibat dari perbuatan sendiri
Contoh: I stayed up too late tonight. Tomorrow I’ll have to pay the piper.
19. Rain or shine
Arti: Sebuah kegiatan yang sudah direncanakan tetap akan dilaksanakan sekalipun hujan atau panas.
Contoh: We are leaving tomoroow, rain or shine.
Arti: Sebuah kegiatan yang sudah direncanakan tetap akan dilaksanakan sekalipun hujan atau panas.
Contoh: We are leaving tomoroow, rain or shine.
Definition of Parts of Speech
This section would explain to us about Parts of Speech or other Experts Called it Words Classes and Contemporary Linguists call Lexical Categories.Words are divided into different kinds or classes, called Parts of Speech(or Words Classes or Lexical Categories),According to their use; that is, according to they do in a sentence. There are eight numbers of Parts of Speech, as below:
- Noun
- Verb
- Adjective
- Adverb
- Conjunction
- Preposition
- Article
- Pronoun
But, They are still divided into two groups namely Content Words and Function Words. Content words consists of Noun, Verb, Adjective, and Adverb while Function words consists of Conjunction, Preposition, Article, and Pronoun.
CONTENT WORDS
Noun
A Noun is a word used as the name of a person, place, or thing (includes all object that we can see, hear, taste, smell, touch or tangible, and something that we can think of, but cannot perceive by the sense. as,
Narendra was the great King.
His kindness makes all things go on by.
The developments of this country are unbelieviable.
Verb
A Verb is a word used to express an action or state; as,
He is a Handsome boy.
Tian wrote a letter to her girlfriend.
The sun rises in the east.
Adjective
An Adjective is a word used to add something to the meaning of a noun, or the function of adjective is to explain noun; as,
He was a lazy man.
They have a very big house.
Anditya's hair is black.
Adverb
An Adverb is a word used to add something to the meaning of a verb, an adjective, or another adverb; as,
Andi ran quickly.
He drives the car slowly.
The view is very nice.
FUNCTION WORD
Conjunction
A Conjunction is a word used to join words or sentences; as,
Riana and Dylta are best friends.
I am hungry but I have no money to buy foods.
Not only I but also he cannot come to your home today.
Preposition
A Preposition is a word used with a noun or a pronoun to show how the person or thing denoted by the noun or pronoun stands in relation to something else. as,
Andara is a contingent of Indonesia.
Denny and Ria is walking beside the bar.
The ball is next to the door.
Pronoun
A Pronoun is a word used instead of a noun; as,
Sherlock is not coming today, because he has to help her father in the garden.
The book is on the table. It is consist if herbal description.
Article
An article is a word used to determine the form singular of noun or on certain noun that will be explained. as,
It is a bracelet.
This is an ant.
The sun is rising.
Actually There is one more kinds of words that I found in Wren and Marthin's book, It is
Interjection
An Interjection is a word which expresses some sudden feeling as,
Hurrah! I have got the new bag.
Wahah! It is a nice panorama.
Alas!
Wow!
Lah!
Pancasila Sebagai Ideologi Negara - Pancasila Sebagai Dasar Negara
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DAN DASAR NEGARA
A. Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama
ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta, yaitu
panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila tercantum pada
paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Perumusan pancasila dilakukan secara bertahap dari tiga kali sidang, yaitu
pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Dalam tiga kali persidangan
tersebut, Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Bung Karno mengajukan usul.
Usulan yang pertama berasal dari Muhammad Yamin yang
mengajukan usul mengenai dasar Negara secara lisan, yaitu :
1. Peri
Kebangsaan
2. Peri
Kemanusiaan
3. Peri
Ketuhanan
4. Peri
Kerakyatan
5. Kesejahteraan
Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis
yang juga terdiri atas lima hal, yaitu :
1. Ketuhanan
Yang Maha Esa
2. Persatuan
Indonesia
3. Rasa
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo menyampaikan lima
prinsip dasar Negara yaitu :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan
lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan
rakyat
Kemudian, pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno mengajukan usul
mengenai dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu :
1. Nasionalisme
(Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalise
(Perikemanusiaan)
3. Mufakat
atau Demokrasi
4. Kesejahteraan
Sosial
5. Ketuhanan
yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut
Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi
Trisila, yaitu :
1. Sosio
nasionalisme
2. Sosio
demokrasi
3. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal tersebut meurutnya juga dapat diperas menjadi
Eksila yaitu Gotong Royong.
Setelah menerima dan mempertimbangkan usulan dari beberapa pihak, diputuskan
bahwa isi dari dasar negara terdiri dari lima hal, yaitu :
1. Ketuhanan
Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab
3. Persatuan
Indonesia
4. Kerakyatan
yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dan
diputuskan bahwa tanggal 1 juni ditetapkan sebagai Hari Pancasila
B. Ideologi
Ideologi
berasal dari kata idea, yang artinya gagasan,pengertian, dan logos yang
berarti ilmu. Jadi, ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide,
keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai
bidang kehidupan manusia.
Ciri-ciri
ideologi :
1. Berisi
prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara
2. Menjadi
dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Memberikan
arah dan tujuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Ideologi
di suatu Negara berbeda-beda. Setiap Negara memiliki ideologi negara sendiri
yang dipandang baik dan cocok oleh negara tersebut. Di dunia ini terdapat dua
ideologi yang terkenal yaitu liberalisme dan sosialisme. Ideologi liberalisme
banyak dianut oleh negara barat sedangkan negara yang menganut ideolodi
sosialisme diantaranya Rusia, Cina, Korea Utara, Vietnam.
Ciri-ciri
ideologi liberalisme yaitu :
1. Negara
sebagai penjaga malam. Rakyat atau warganya mempunyai kebebasan untuk berbuat
atau bertindak apa saja asal tidak melanggar tertib hukum.
2. Kepentingan
dan hak warganegara lebih diutamakan dari pada kepentingan Negara. Negara
didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warganegaranya.
3. Negara
tidak mencampuri urusan agama. Agama menjadi urusan pribadi setiap
warganegara. Negara terpisah dengan agama. Warganegara bebas beragama,
tetapi juga bebas tidak beragama.
Ciri-ciri
ideologi Sosialisme yaitu :
1. Mementingkan
kekuasaan dan kepentingan negara.
2. Kepentingan
Negara lebih diutamakan daripada kepentingan warga Negara. Kebebasan atau
kepentingan warganegara dikalahkan untuk kepentingan Negara.
3. Kehidupan
agama juga terpisah dengan Negara. Warganegara bebas beragama, bebas tidak
beragama dan bebas pula untuk propaganda anti-agama.
Sedangkan
ciri ideologi Pancasila yaitu :
1. Hubungan
antara warganegara dengan Negara seimbang. Warganegara dan Negara sama-sama
diperhatikan
2. Agama
erat hubungannya dengan Negara. Agama mendapat perhatian penting dari Negara.
Setiap warganegara bebas beragama tetapi tidak diperbolehkan tidak beragama
atheis atau tidak percaya adanya Tuhan tidak diperbolehkan.
C. Dasar
Negara
Dasar
Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Dasar Negara bagi suatu negara
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Dasar Negara
sebagai pedoman hidup bernegara mencangkup cita-cita negara, tujuan negara,
norma bernegara.
D. Nilai-nilai
Pancasila Sebagai Ideologi
Nilai-nilai
Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai tersebut yang
merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan
kemasyarakatan. Nilai-nilai pancasila tergolong nilai kerokhanian yang di
dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai
material, nilai vital, nilai kebenaran (kenyataan), nilai estetis, nilai etis
maupun nilai religius.
Nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat
nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal (berlaku di manapun), sehingga
dimungkinkan dapat diterapkan pada Negara lain.
Nilai-nilai
Pancasila bersifat objektif, maksudnya adalah :
1. Rumusan
dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan
adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena merupakan suatu
nilai.
2. Inti
dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan Bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan.
3. Pancasila
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah Negara yang
mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
Sedangkan
nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, terkandung maksud bahwa keberadaan
nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia
sendiri.
Oleh
karena nilai-nilai pancasila yang bersifat objektif dan subjektif tersebut,
maka nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, menjadi
dasarserta semangat bagi segala tindakan atau perbuatan dalam kehidupan
bermasyarakat maupun kehidupan bernegara
Nilai-nilai
Pancasila menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh Negara melainkan digali
dari harta kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat Indonesia sendiri.
Nilai-nilai Pancasila akan berkembang mengikuti perkembangan masyarakat Indonesia.
E. Nilai-Nilai
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar Negara adalah sebagai berikut:
1. Menjadi
dasar setiap tingkah laku semua warganegara Indonesia.
2. Menjadi
dasar setiap pengambilan keputusan penyelenggaraan Negara dan pelaksanaan
pemerintahan.
3. Sebagai
sumber yang menunjukkan bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai kemanusiaan
yang luhur.
4. Sebagai
sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan berbangsa bagi seluruh rakyat
Indonesia.
5. Sebagai
paradigma pembangunan. Maksudnya, Pancasila sebagai sumber nilai, dasar, arah
dan tujuan dari proses pembangunan.
6. Sebagai
paradigma hukum.
7. Sebagai
sumber mormatif dalam pengembangan aspek sosial budaya.
8. Sebagai
landasan nilai dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi.
F. Sikap
Positif Terhadap Pancasla dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara
Sikap
positif dapat diartikan sikap yang baik dalam menanggapi sesuatu. Sikap Positif
terhadap nilai-nilai Pancasila berarti sikap yang baik dalam menanggapi dan
mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, maksudnya dalam setiap
tindakan dan perilaku sehari-hari selalu berpedoman atau berpegang teguh pada
nilai-nilai Pancasila yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
1. Karakteristik
Ideologi Pancasila
Karakteristik
ideologi Pancasila adalah sebagai berikut:
a. Tuhan
Yang Maha Esa. Ini berarti pengakuan Bangsa Indonesia akan eksistensi Tuhan
sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.
b. Penghargaan
kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan bahasanya.
c. Bangsa
Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa.
d. Kehidupan
kemasyarakatan dan bernegara Indonesia berdasarkan atas sistem demokrasi.
e. Keadilan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Demikian
secara pokok karakteristik dari Pancasila. Karakteristik yang satu tidak dapat
dipisahkan dari yang lain, karena Pancasila merupakan suatu kesatuan,
keseluruhan itu bernafaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa, taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Arti
Pentingnya Pancasila dalam Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila
mempunyai fungsi sebagai acuan bersama, baik dalam memecahkan perbedaan serta
pertentangan politik diantara golongan dan kekuatan politik yang ada. Segenap
golongan dan kekuatan yang ada di Indonesia ini sepakat untuk menjaga,
memelihara, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
bingkai Pancasila.
Selain
itu telah diakui adanya upaya untuk memecahbelah Negara Kesatuan Republik
Indonesia misalnya pemberontakan Madiun 1948 maupun penghianatan G 30 S/PKI
tahun 1965. Namun usaha tersebut dapat digagalkan berkat kesepakatan segenap
golongan bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan landasan dasar dan ideology Pancasila.
3. Upaya
Mempertahankan Ideologi dan Dasar Negara Pancasila
Pentingnya
mempertahankan Pancasila, karena Pancasila merupakan dasar Negara dan
keunggulan sila-sila Pancasila. Kita menggunakan Pancasila sebagai dasar atau
pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dasar negara
Pancasila dapat memenuhi keinginan semua pihak. Pancasila juga mempersatukan
bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama, dan bahasa. Cara-cara
mempertahankan Pancasila adalah sebagai berikut:
a. Dengan
melaksanakan sila-sila Pancasila dalam kehidupan bernegara.
b. Dengan
melaksanakan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Mengajarkan
materi Pancasila melalui kegiatan pembelajaran.
Minggu, 14 Oktober 2012
Lingking Verbs
Linking verbs adalah verba penghubung yang menghubungkan subjek dengan complement (pelengkap) yang menerangkannya, bisa noun complement atau adjective complement. Sering digunakan untuk menggantikan to be dan dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang berkaitan dengan panca indra (look, sound, smell, feel, taste) atau keadaan (appear, seem, become, grow, turn, prove, remain, keep, stay, go, run).
Linking verbs juga dikenal dengan istilah copulas atau copular verbs.
Contoh dalam kalimat:
- I feel happy.- I keep health.
- The soup smells good.
- This food tastes delicious.
- She looks very beautiful.
- The music sounds slow.
- He becomes old.
- The traffic lights turned green and I pulled away.
- He became recognized as the leading authority on the subject.
- His face turned purple.
- She became older.
- The dogs ran wild.
- The milk has gone sour.
- The crowd grew ugly.
Linking verbs selalu intransitive (tetapi tidak semua intransitive verbs adalah linking verbs).
To be juga disebut linking verbs, seperti pada contoh berikut ini:
- The crew’s mission is to create the best topographic map of Earth.- The solution was judges who would mete out longer prison sentences.
- Leonardo said, “I am the king of the world.”
Tetapi to be juga tidak selalu berperan sebagai linking verbs, contoh:
- Nyoko was crossing a bridge when the earthquake hit.- Margaret Ann was feeling tired.
Linking verbs juga dikenal dengan istilah copulas atau copular verbs.
Contoh dalam kalimat:
- I feel happy.- I keep health.
- The soup smells good.
- This food tastes delicious.
- She looks very beautiful.
- The music sounds slow.
- He becomes old.
- The traffic lights turned green and I pulled away.
- He became recognized as the leading authority on the subject.
- His face turned purple.
- She became older.
- The dogs ran wild.
- The milk has gone sour.
- The crowd grew ugly.
Linking verbs selalu intransitive (tetapi tidak semua intransitive verbs adalah linking verbs).
To be juga disebut linking verbs, seperti pada contoh berikut ini:
- The crew’s mission is to create the best topographic map of Earth.- The solution was judges who would mete out longer prison sentences.
- Leonardo said, “I am the king of the world.”
Tetapi to be juga tidak selalu berperan sebagai linking verbs, contoh:
- Nyoko was crossing a bridge when the earthquake hit.- Margaret Ann was feeling tired.
Stative Verbs
Stative Verbs
Apa sih itu stative verbs?
Dalam buku Grammar berjudul ‘Understanding and Using English Grammar’, Azar (2002:15) menjelaskan, “Some
English verbs have stative meanings. They describe states: conditions
or situations that exists. When verbs have stative meanings, they are
usually not used in progressive tenses.”jika
diterjemahkan dalam bahasa indonesia kurang lebih berarti, “Beberapa
kata kerja Bahasa Inggris mempunyai makna statif. Kata-kata kerja
tersebut mengungkapkan keadaan atau situasi yang ada. Ketika kata kerja
mempunyai makna statif, maka kata kerja tersebut biasanya tidak
digunakan dalam tenses progressive/continous.”
examples:
1. Yum! This food tastes good.
2. I like it very much.
3. The chef is in his kitchen. He is tasting the sauce
4. It tastes too salty.
5. He doesn’t like it.
Pada contoh diatas kalimat 1,2,4,5 mengandung kata-kata bermakna stative (kata-kata bercetak tebal),sedangkan kata tasting,bermakna
progressive. Bila kita perhatikan kata-kata bercetak tebal pada kalimat
1,2,4,5, mereka lebih menggambarkan kondisi yang ada,sedagkan kata tasting pada kalimat 3 menggambarkan tindakan yang dilakukan(action).
contoh lain
a.Kathy looks cold
b.Kathy is looking out the window
perhatikan,pada case a, look mengambarkan sebuah kodisi dari kata cold sedangkan pada case b,look merupakan sebuah tindakan(action) dari Kathy.
bagaimana,apakah cukup jelas?,jika belum mari kita lihat contoh lainnya
a.Kathy is felling the cat's fur.
b.The cat's fur fells soft.
kita lihat pada case a,feel merupakan sebuah tindakan (action),sedangkan pada case b,fell bermakna gambaran sesuatu.
Saya kira teman-teman sudah cukup memiliki gambaran tentang perbedaan antara kata bermakna stative dan kata yang bermakna tindakan/progressive.
Berikut adalah kata-kata yang bermakna stative dalam bahasa Inggris
1.Mental state
- know
- realize
- understand
- recognize
- believe
- feel
- suppose
- think*
- imagine*
- doubt*
- remember*
- forget*
- want*
- need
- desire
- mean*
2.Emotion state
- love
- like
- apprecite
- please
- prefer
- hate
- dislike
- fear
- envy
- mind
- care
- astonish amaze
3.Possession
- prosses
- have*
- own
- belong
4.Sense perception
- taste*
- smell*
- hear
- feel*
- see*
5.Other existing states
- seem
- look*
- appear*
- sound
- resemble
- look like
- cost*
- owe
- weigh*
- equal
- be*
- exist
- matter
- consist of
- contain
- include*
note: * merupakan kata-kata yang bisa memiliki makna stative juga bisa bermakna progressive
semoga bermanfaat.....
sumber: Schrampfer,betty(1999).Understanding and Using English Grammer.United stated of America:Pearson Education
Langganan:
Postingan (Atom)