WELCOME TO MY BLOG

Jumat, 07 Desember 2012

Verbs

Verbs adalah kata kerja atau verba yang digunakan untuk menunjukkan adanya kegiatan, aktivitas atau keberadaan dari subjek. Dalam suatu kalimat, keberadaan verba (setelah subjek) harus ada. Tanpa verba suatu rangkaian kata tidak memiliki makna dan tidak dapat disebut sebagai kalimat.

Setiap kalimat setidaknya memiliki dua elemen penting, yaitu sebuah subjek dan sebuah predikat.
- Subjek menjelaskan tentang apa dan siapa pelaku dalam kalimat, bisa berupa nomina (kata benda) atau pronomina (kata ganti).
- Predikat (verba) menjelaskan apa yang dilakukan oleh subjek.

Beberapa jenis verba dasar yang perlu dipahami adalah auxiliary verbs, linking verbs, intransitive and transitive verbs, dan regular and irregular verbs.

Ada lima hal atau informasi yang kita dapatkan dari verba melalui perubahan bentuknya, yaitu:
- Tense (kapan suatu kejadian berlangsung: past, present, atau future)
- Person (siapa atau apa yang melakukan)
- Number (berapa banyak jumlah subjek yang melakukan atau dikenai pekerjaan)
- Mood (sikap yang ditunjukkan terhadap suatu kegiatan atau kejadian)
- Voice (apakah subjeknya melakukan pekerjaan atau dikenai pekerjaan)

Contoh verba dalam kalimat:
- I sing a song.- I go to the post office.
- She drinks a glass of milk.
- I sleep alone.
- They worked in the factory.
- We want to live here.
- He looks very tired.
- It smells good.
- I can speak English well.
- You must go now.
- You may smoke here.
- My mother will come to your house.

Verbal

Verbal adalah kata yang menunjukkan ide atau gagasan suatu tindakan atau aksi seperti halnya kata kerja, tetapi verbal tidak berfungsi sebagaimana kata kerja yang sebenarnya, meskipun verbal dibentuk berdasarkan kata kerja.

Ada tiga jenis verbals:
- Infinitives- Gerunds
- Participles

Contoh infinitives dalam kalimat:
- To say is easy but to do is difficult.
- I like to play the piano.
- I have no time to go.
- I come to meet you.
- We read to get new information.

Contoh gerunds dalam kalimat:
- One of his duties is attending meetings.
- She advised waiting until tomorrow.
- Eating people is wrong.
- She is good at painting.
- He kept on asking for money.

Contoh participles dalam kalimat:
- The crying baby had a wet diaper.- I smell cable burning.
- Smiling, she hugged the panting dog.
- You must make yourself respected.
- John gave his donation to someone dedicated to making a difference.


Verbals yang dibentuk dari kata kerja dasar adalah bagian dari parts of speech, karena infinitives dapat berfungsi sebagai kata benda (nouns), kata sifat (adjectives), dan kata keterangan (adverbs), kemudian gerunds berfungsi sebagai kata benda (nouns), dan participles berfungsi sebagai kata sifat (adjectives).

Conjunctions

Conjunctions adalah kata sambung/konjungsi yang menghubungkan bagian-bagian ujaran dalam kalimat: kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa yang mempunyai kedudukan setara atau sejenis. Kata-kata yang setara ini bisa berupa hubungan antara noun dengan noun, adverb dengan adverb, adjective dengan adjective, verb dengan verb, juga phrase dengan phrase, dan clause dengan clause.

Contoh:
- We could go to the library, or we could go to the park.
- He neither finished his homework nor studied for the test.
- I went out because the sun was shining.

Tiga macam bentuk konjungsi (conjunction forms):
a. Single Word, misalnya: and, but, because, although, or.
b. Compound (biasanya berakhiran as atau that), misalnya: as long as, in order that, etc.
c. Correlative, misalnya: so…that, both…and, neither…nor, etc.

Tiga jenis konjungsi, yaitu: coordinating conjunctions (simple conjunctions), correlative conjunctions, dan subordinating conjunctions. Disamping ketiga jenis tersebut, ada adverbia yang digunakan sebagai konjungsi, yaitu conjunctive adverbs.

Memahami penggunaan konjungsi dan hubungan antar klausa merupakan hal penting untuk mengenali setiap bagian dalam kalimat lengkap. Ada empat kegunaan utama dari konjungsi, yaitu: menambah informasi (adding information), menunjukkan sebab dan akibat (showing cause and effect), menunjukkan urutan waktu (showing time sequence), dan membedakan atau membandingkan informasi yang satu dengan yang lain (contrasting one piece of information with another).
a. Adding information: and, but, or.
b. Showing cause and effect: as, since, because, if.
c. Showing time sequence: after, since, as, until.
d. Contrasting one piece of information with another: unless, although.

Mengenal pola konjungsi sangat membantu dalam menggali ide atau pokok pikiran yang berkaitan dengan seluruh teks di dalam kalimat dan antar kalimat.

Prepositions

Prepositions adalah kata depan atau preposisi yang letaknya selalu di depan noun (nomina) atau pronoun (pronomina), dan digunakan untuk menjelaskan hubungan antar kata dalam kalimat. Preposisi tidak dapat diikuti verba. Tetapi jika akan menggunakan verba sebagai preposisi, maka verba tersebut harus menggunakan bentuk -ing (gerund). Dan nomina atau pronomina yang mengikuti preposisi di sebut objek preposisi.

Berikut ini adalah preposisi yang sering digunakan:
about, above, across, after, against, along, amid, around, as, at, before, behind, below, beneath, beside, between, beyond, but, by, despite, down, during, except, for, from, in, inside, into, like, near, of, off, on, onto, opposite, out, outside, over, past, since, through, toward, under, underneath, until, upon, with, within.

Contoh penggunaan preposisi dalam kalimat:
- She knew a lot about food.- Z comes after Y in the alphabet.
- Don’t come near me.
- He set the tray upon the table.
- The town has been under attack by rebel groups for a week now.

Dalam kalimat, preposisi dapat berfungsi sebagai prepositions of time (preposisi waktu), prepositions of place (preposisi tempat), dan prepositions of movement (preposisi pergerakan).

Interjections


Interjection adalah kata seru/interjeksi untuk mengungkapkan perasaan atau emosi yang kuat terhadap rasa kagum, heran, terkejut, sakit, sedih, senang, dan sebagainya. Bisa berupa kata, frase, maupun kalimat tunggal dan biasanya dipisahkan dengan tanda koma atau tanda seru.

Secara gramatikal, interjeksi tidak berkaitan langsung dalam unsur kalimat.

Ada dua jenis interjeksi, yaitu dalam bentuk kata/frase dan kalimat tunggal. Interjeksi berupa kata/frase bisa berdiri sendiri dan juga bisa digunakan dalam sebuah kalimat sebagai pelengkap, sedangkan interjeksi what dan how biasanya terletak di depan frase atau kalimat tunggal.


Interjeksi berupa kata atau frase:
- Oh!- Ah!
- Eh!
- Hi!
- Bravo!
- Yell!
- Goodbye!
- Help!
- Hurrah!
- Hey!
- Oh, my God!
- Pssst…
- Wonderful!
- How beautiful!
- Damn it!
- Bullshit!


Interjeksi berupa kalimat tunggal:

What dengan konstruksi what + (a/an) + (adjective) + noun, contoh:
- What a pretty girl!
- What a big house!
- What a long dress.

How dengan konstruksi how + adjective/adverb, contoh:
- How interesting!
- How strange!
- How hard!- I have ever gone to Bali, how beautiful.

Kata what dan how bisa berarti betapa, alangkah, benar-benar atau kata seru lainnya yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

Interjeksi yang tergabung dalam kalimat bisa mempunyai arti yang berbeda. Misalnya, kata “ah” tidak hanya menyatakan satu ungkapan saja, tapi bisa mempunyai beberapa arti atau maksud lain, contoh:
- Ah, that feels good. (Ah di sini mengungkapkan perasaan senang).
- Ah, now I understand. (Ah di sini berarti memahami).


Catatan
Interjeksi lebih sering digunakan untuk berkomunikasi secara lisan dan jarang digunakan dalam bahasa tulis formal maupun akademis.

Rabu, 31 Oktober 2012

Pengertian Idiom dan Contohnya


Masih seputar pelejaran bahasa inggris nii..namun kali ini hadir dengan topic yang berbeda jika sebelumnya tentang Slang namun kali ini ane mau bahas yang namanya idiom sobat tau kan apa artinya idiom.

Idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh idiom adalah membanting tulang, meja hijau dan lain sebagainya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa makna idiomatikal adalah makna sebuah satuan bahasa (entah kata, frase atau kalimat) yang “menyimpang” dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Untuk mengetahui makna idiom sebuah kata (frase atau kalimat) tidak ada jalan selain mencarinya dalam kamus.

ada beberapa contoh idiom yang biasa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari berikut contohnya :


1.As easy as pie
Arti: sangat mudah
Contoh: “I thought you said this was a difficult task. In fact, it’s as easy as pie.”

2. At the eleventh hour
Arti: Pada detik-detik terakhir; hampir terlambat
Contoh: “Yes, I got the work done in time. I finished it at the eleventh hour, but I was able to submit”.

3. Be all ears
Arti: Penasaran ingin mendengar apa yang telah dikatakan orang
Contoh: “Tell me what my father said. I’m all ears.”

4. Be on the road
Arti: Sedang bepergian
Contoh: Please don’t contact me tomorrow because I’ll be on the road.

5. Beat around the bush
Arti: Menghindari sebuah isu; tidak suka ditanya-tanya
Contoh: “Quit beating around the bush. If you don’t want to go with me, just tell me!”

6. Break a leg!
Arti: semoga berhasil! (Good luck!)
Contoh: “I understand you have a job interview tomorrow. Break a leg!

7. Burn the midnight oil
Arti: Belajar/bekerja sepanjang malam sampai subuh
Contoh: I’m not ready for the presentation tomorrow. I guess I’ll have to burn the midnight oil.”

8. Can’t make heads or tails of something
Arti: Tidak dapat mengerti sesuatu sama sekali, menganggap sesuatu membingungkan dan tidak logis.
Cntoh: “I can’t make heads or tails of your e-mail. Were you having problems with computer?”

9.An eager beaver
Arti: Orang yang selalu mau jadi relawan atau melakukan pekerjaan tambahan
Contoh: Indra is certainly an eager beaver. Any time there’s work to be done, he’s the first to say he’ll help”.

10. Get a kick out of something
Arti: Merasa lucu dengan sesuatu
Contoh: “I really get a kick out of listening to children talk.”

11. Give someone a hand
Arti: Membantu seseorang
Contoh: “I can’t do this alone. Can you give me a hand?”

12. Hit the books
Arti: Belajar
Contoh: “If you wan good scores please hit the books!

13. Keep one’s chin up
Arti: Tetap berani dan percaya diri dalam situasi yang sulit; jangan putus asa atau khawatir terlalu banyak.
Contoh: “I know that things have been difficult for you recently, but keep your chin up. Everything will be better soon.”

14. Low blow
Arti: Kecewa berat
Contoh: He’s OK, but not good. It was a low blow for him to be laid off from his job.”

15. Make a mountain out of a molehill
Arti: Melebih-lebihkan sebuah masalah
Contoh: “Calm down. There’s really nothing to worry about. You’re making a mountain out of a molehill.”

16. Not on your life!
Arti: Sama sekali tidak!
Contoh: “Some one said you cheated on the test. Did you?” “Not on your life!

17. Over my head
Arti: Terlalu sulit atau rumit untuk dimengerti
Contoh: This explanation of problem is overmy head. Can you explain it in a more simple way?”

18. Pay the piper
Arti: Tanggung akibat dari perbuatan sendiri
Contoh: I stayed up too late tonight. Tomorrow I’ll have to pay the piper.

19. Rain or shine
Arti: Sebuah kegiatan yang sudah direncanakan tetap akan dilaksanakan sekalipun hujan atau panas.
Contoh: We are leaving tomoroow, rain or shine.

Definition of Parts of Speech


This section would explain to us about Parts of Speech or other Experts Called it Words Classes and Contemporary Linguists call Lexical Categories.Words are divided into different kinds or classes, called Parts of Speech(or Words Classes or Lexical Categories),According to their use; that is, according to they do in a sentence. There are eight numbers of Parts of Speech, as below:
  1. Noun
  2. Verb
  3. Adjective
  4. Adverb
  5. Conjunction
  6. Preposition
  7. Article
  8. Pronoun
But, They are still divided into two groups namely Content Words and Function Words. Content words consists of Noun, Verb, Adjective, and Adverb while Function words consists of Conjunction,  Preposition, Article, and Pronoun.

CONTENT WORDS

Noun
A Noun is a word used as the name of a person, place, or thing (includes all object that we can see, hear, taste, smell, touch or tangible, and something that we can think of, but cannot perceive by the sense. as,
Narendra was the great King.
His kindness makes all things go on by.
The developments of this country are unbelieviable.

 Verb
A Verb is a word used to express an action or state; as,
He is a Handsome boy.
Tian wrote a letter to her girlfriend.
The sun rises in the east.

Adjective
An  Adjective is a word used to add something to the meaning of a noun, or the function of adjective is to explain noun; as,
He was a lazy man.
They have a very big house.
Anditya's hair is black.

Adverb
An Adverb is a word used to add something to the meaning of a verb, an adjective, or another adverb; as,
Andi ran quickly.
He drives the car slowly.
The view is very nice.

FUNCTION WORD

Conjunction
A Conjunction is a word used to join words or sentences; as,
Riana and Dylta are best friends.
I am hungry but I have no money to buy foods.
Not only but also he cannot come to your home today.

Preposition
A Preposition is a word used with a noun or a pronoun to show how the person or thing denoted by the noun or pronoun stands in relation to something else. as,
Andara is a contingent of Indonesia.
Denny and Ria is walking beside the bar.
The ball is next to the door.

Pronoun
 A Pronoun is a word used instead of a noun; as,
Sherlock is not coming today, because he has to help her father in the garden.
The book is on the table. It is consist if herbal description.

Article
An article is a word used to determine the form singular of noun or on certain noun that will be explained. as,
It is bracelet.
This is an ant.
The sun is rising.

Actually There is one more kinds of words that I found in Wren and Marthin's book, It is
Interjection
An Interjection is a word which expresses some sudden feeling as,
Hurrah! I have got the new bag.
Wahah! It is a nice panorama.
Alas!
Wow!
Lah!

Pancasila Sebagai Ideologi Negara - Pancasila Sebagai Dasar Negara



PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DAN DASAR NEGARA
A.    Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta, yaitu panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
                Perumusan pancasila dilakukan secara bertahap dari tiga kali sidang, yaitu  pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni  1945. Dalam tiga kali persidangan tersebut, Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan  Bung Karno mengajukan usul.

Usulan yang pertama berasal dari Muhammad  Yamin yang mengajukan usul mengenai dasar Negara secara lisan, yaitu :
1.       Peri Kebangsaan
2.       Peri Kemanusiaan
3.       Peri Ketuhanan
4.       Peri Kerakyatan
5.       Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas lima hal, yaitu :
1.       Ketuhanan Yang Maha Esa
2.       Persatuan Indonesia
3.       Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4.       Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5.       Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo menyampaikan lima prinsip dasar Negara yaitu :
1.       Persatuan
2.       Kekeluargaan
3.       Keseimbangan lahir dan batin
4.       Musyawarah
5.       Keadilan rakyat

Kemudian, pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno mengajukan usul mengenai  dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu :
1.       Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2.       Internasionalise (Perikemanusiaan)
3.       Mufakat atau Demokrasi
4.       Kesejahteraan Sosial
5.       Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu :
1.       Sosio nasionalisme
2.       Sosio demokrasi
3.       Ketuhanan
Berikutnya tiga hal tersebut meurutnya juga dapat diperas menjadi Eksila yaitu Gotong Royong.
                Setelah menerima dan mempertimbangkan usulan dari beberapa pihak, diputuskan bahwa isi dari dasar negara terdiri dari lima hal, yaitu :
1.       Ketuhanan Yang Maha Esa
2.       Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3.       Persatuan Indonesia
4.       Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5.       Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dan diputuskan bahwa tanggal 1 juni ditetapkan sebagai Hari Pancasila
B.      Ideologi

Ideologi  berasal dari kata idea, yang artinya gagasan,pengertian, dan logos yang  berarti ilmu. Jadi, ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia.

Ciri-ciri ideologi :
1.       Berisi prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara
2.       Menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
3.       Memberikan arah dan tujuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Ideologi di suatu Negara berbeda-beda. Setiap Negara memiliki ideologi negara sendiri yang dipandang baik dan cocok oleh negara tersebut. Di dunia ini terdapat dua ideologi yang terkenal yaitu liberalisme dan sosialisme. Ideologi liberalisme banyak dianut oleh negara barat sedangkan negara yang menganut ideolodi sosialisme diantaranya Rusia, Cina, Korea Utara, Vietnam.

Ciri-ciri ideologi liberalisme yaitu :
1.       Negara sebagai penjaga malam. Rakyat atau warganya mempunyai kebebasan untuk berbuat atau bertindak apa saja asal tidak melanggar tertib hukum.
2.       Kepentingan dan hak warganegara lebih diutamakan dari pada kepentingan Negara. Negara didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warganegaranya.
3.       Negara tidak mencampuri urusan agama. Agama menjadi urusan pribadi setiap warganegara.  Negara terpisah dengan agama. Warganegara bebas beragama, tetapi juga bebas tidak beragama.

Ciri-ciri ideologi Sosialisme yaitu :
1.       Mementingkan kekuasaan dan kepentingan negara.
2.       Kepentingan Negara lebih diutamakan daripada kepentingan warga Negara. Kebebasan atau kepentingan warganegara dikalahkan untuk kepentingan Negara.
3.       Kehidupan agama juga terpisah dengan Negara. Warganegara bebas beragama, bebas tidak beragama dan bebas pula untuk propaganda anti-agama.

Sedangkan ciri ideologi Pancasila yaitu :
1.       Hubungan antara warganegara dengan Negara seimbang. Warganegara dan Negara sama-sama diperhatikan
2.       Agama erat hubungannya dengan Negara. Agama mendapat perhatian penting dari Negara. Setiap warganegara bebas beragama tetapi tidak diperbolehkan tidak beragama atheis atau tidak percaya adanya Tuhan tidak diperbolehkan.

C.      Dasar Negara

Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Dasar Negara bagi suatu negara merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Dasar Negara sebagai pedoman hidup bernegara mencangkup cita-cita negara, tujuan negara, norma bernegara.

D.      Nilai-nilai Pancasila Sebagai Ideologi

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai tersebut yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan.  Nilai-nilai pancasila tergolong nilai kerokhanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran (kenyataan), nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal (berlaku di manapun), sehingga dimungkinkan dapat diterapkan pada Negara lain.
Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya adalah :
1.       Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena merupakan suatu nilai.
2.       Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan Bangsa Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam kehidupan keagamaan.
3.       Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah Negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, terkandung maksud bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia sendiri.
Oleh karena nilai-nilai pancasila yang bersifat objektif dan subjektif tersebut, maka nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, menjadi dasarserta semangat bagi segala tindakan atau perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan bernegara
Nilai-nilai Pancasila menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh Negara melainkan digali dari harta kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat Indonesia sendiri. Nilai-nilai Pancasila akan berkembang mengikuti perkembangan masyarakat Indonesia.

E.       Nilai-Nilai Pancasila Sebagai  Dasar Negara

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara adalah sebagai berikut:
1.       Menjadi dasar setiap tingkah laku semua warganegara Indonesia.
2.       Menjadi dasar setiap pengambilan keputusan penyelenggaraan Negara dan pelaksanaan pemerintahan.
3.       Sebagai sumber  yang menunjukkan bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.
4.       Sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia.
5.       Sebagai paradigma pembangunan. Maksudnya, Pancasila sebagai sumber nilai, dasar, arah dan tujuan dari proses pembangunan.
6.       Sebagai paradigma hukum.
7.       Sebagai sumber mormatif dalam pengembangan aspek sosial budaya.
8.       Sebagai landasan nilai dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi.
F.       Sikap Positif Terhadap Pancasla dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara

Sikap positif dapat diartikan sikap yang baik dalam menanggapi sesuatu. Sikap Positif terhadap nilai-nilai Pancasila berarti sikap yang baik dalam menanggapi dan mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, maksudnya dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari selalu berpedoman atau berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
1.       Karakteristik Ideologi Pancasila

Karakteristik ideologi Pancasila adalah sebagai berikut:
a.       Tuhan Yang Maha Esa. Ini berarti pengakuan Bangsa Indonesia akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.
b.      Penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan bahasanya.
c.       Bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa.
d.      Kehidupan kemasyarakatan dan bernegara Indonesia berdasarkan atas sistem demokrasi.
e.      Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Demikian secara pokok karakteristik dari Pancasila. Karakteristik yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain, karena Pancasila merupakan suatu kesatuan, keseluruhan itu bernafaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.       Arti Pentingnya Pancasila dalam Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pancasila mempunyai fungsi sebagai acuan bersama, baik dalam memecahkan perbedaan serta pertentangan politik diantara golongan dan kekuatan politik yang ada. Segenap golongan dan kekuatan yang ada di Indonesia ini sepakat untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan bingkai Pancasila.
Selain itu telah diakui adanya upaya untuk memecahbelah Negara Kesatuan Republik Indonesia misalnya pemberontakan Madiun 1948 maupun penghianatan G 30 S/PKI tahun 1965. Namun usaha tersebut dapat digagalkan berkat kesepakatan segenap golongan bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan landasan dasar dan ideology Pancasila.

3.       Upaya Mempertahankan Ideologi dan Dasar Negara Pancasila

Pentingnya mempertahankan Pancasila, karena Pancasila merupakan dasar Negara dan keunggulan sila-sila Pancasila. Kita menggunakan Pancasila sebagai dasar atau pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dasar negara  Pancasila dapat memenuhi keinginan semua pihak. Pancasila juga mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama, dan bahasa. Cara-cara mempertahankan Pancasila adalah sebagai berikut:
a.       Dengan melaksanakan sila-sila Pancasila dalam kehidupan bernegara.
b.      Dengan melaksanakan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
c.       Mengajarkan materi Pancasila melalui kegiatan pembelajaran.

Minggu, 14 Oktober 2012

Lingking Verbs

Linking verbs adalah verba penghubung yang menghubungkan subjek dengan complement (pelengkap) yang menerangkannya, bisa noun complement atau adjective complement. Sering digunakan untuk menggantikan to be dan dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang berkaitan dengan panca indra (look, sound, smell, feel, taste) atau keadaan (appear, seem, become, grow, turn, prove, remain, keep, stay, go, run).

Linking verbs juga dikenal dengan istilah copulas atau copular verbs.

Contoh dalam kalimat:
- I feel happy.- I keep health.
- The soup smells good.
- This food tastes delicious.
- She looks very beautiful.
- The music sounds slow.
- He becomes old.
- The traffic lights turned green and I pulled away.
- He became recognized as the leading authority on the subject.
- His face turned purple.
- She became older.
- The dogs ran wild.
- The milk has gone sour.
- The crowd grew ugly.


Linking verbs selalu intransitive (tetapi tidak semua intransitive verbs adalah linking verbs).

To be juga disebut linking verbs, seperti pada contoh berikut ini:
- The crew’s mission is to create the best topographic map of Earth.- The solution was judges who would mete out longer prison sentences.
- Leonardo said, “I am the king of the world.”

Tetapi to be juga tidak selalu berperan sebagai linking verbs, contoh:
- Nyoko was crossing a bridge when the earthquake hit.- Margaret Ann was feeling tired.

Stative Verbs

Stative Verbs

Apa sih itu stative verbs?
Dalam buku Grammar berjudul ‘Understanding and Using English Grammar’, Azar (2002:15) menjelaskan, “Some English verbs have stative meanings. They describe states: conditions or situations that exists. When verbs have stative meanings, they are usually not used in progressive tenses.jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia kurang lebih berarti, “Beberapa kata kerja Bahasa Inggris mempunyai makna statif. Kata-kata kerja tersebut mengungkapkan keadaan atau situasi yang ada. Ketika kata kerja mempunyai makna statif, maka kata kerja tersebut biasanya tidak digunakan dalam tenses progressive/continous.”

examples:
1.       Yum! This food tastes good.
2.      I like it very much.
3.      The chef is in his kitchen. He is tasting the sauce
4.      It tastes too salty.
5.      He doesn’t like it.

Pada contoh diatas kalimat 1,2,4,5 mengandung kata-kata bermakna stative (kata-kata bercetak tebal),sedangkan  kata tasting,bermakna progressive. Bila kita perhatikan kata-kata bercetak tebal pada kalimat 1,2,4,5, mereka lebih menggambarkan kondisi yang ada,sedagkan kata tasting pada kalimat 3 menggambarkan tindakan yang dilakukan(action).

contoh lain

a.Kathy looks cold
b.Kathy is looking out the window

perhatikan,pada case a, look  mengambarkan sebuah kodisi dari kata cold sedangkan pada case b,look merupakan sebuah tindakan(action) dari Kathy.

bagaimana,apakah cukup jelas?,jika belum mari kita lihat contoh lainnya

a.Kathy is felling the cat's fur.
b.The cat's fur fells soft.

kita lihat pada case a,feel merupakan sebuah tindakan (action),sedangkan pada case b,fell bermakna gambaran sesuatu.

Saya kira teman-teman sudah cukup memiliki gambaran tentang perbedaan antara kata bermakna stative dan kata yang bermakna tindakan/progressive.
Berikut adalah kata-kata yang bermakna stative dalam bahasa Inggris


1.Mental state
  • know
  • realize
  • understand
  • recognize
  • believe
  • feel
  • suppose
  • think*
  • imagine*
  • doubt*
  • remember*
  • forget*
  • want*
  • need
  • desire
  • mean*
2.Emotion state
  • love
  • like
  • apprecite
  • please
  • prefer
  • hate
  • dislike
  • fear
  • envy
  • mind
  • care
  • astonish amaze
3.Possession
  • prosses
  • have*
  • own
  • belong
4.Sense perception
  • taste*
  • smell* 
  • hear
  • feel*
  • see*
5.Other existing states
  • seem
  • look*
  • appear*
  • sound
  • resemble
  • look like
  • cost*
  • owe
  • weigh*
  • equal
  • be*
  • exist
  • matter
  • consist of
  • contain
  • include*

note: * merupakan kata-kata yang bisa memiliki makna stative juga bisa bermakna progressive

semoga bermanfaat.....

sumber: Schrampfer,betty(1999).Understanding and Using English Grammer.United stated of America:Pearson Education